Vampire Academy
by Richelle Mead
Penerbit Matahati
414 halaman
SELAMAT DATANG DI AKADEMI ST. VLADIMIR
Di balik gerbang kokoh Akademi St. Vladimir terdapat rahasia besar. Akademi tersebut bukan sekolah berasrama biasa. Di tempat itu para vampir Moroi dididik dengan ilmu sihir, sementara para Dhampir—makhluk setengah vampir setengah manusia—dilatih untuk melindungi mereka.
Rose Hathaway adalah Dhampir yang bertugas melindungi sahabat karibnya, Lissa, seorang putri vampir dari kaum Moroi. Selama dua tahun mereka melarikan diri. Namun akhirnya mereka tertangkap lalu diseret kembali ke Akademi Vampir tersebut—yang sebenarnya merupakan tempat paling berbahaya....
Enam tahun setelah buku ini terbit dan booming… saya baru baca.
Rose, adalah seorang dhampir.
Dhampir adalah setengah manusia-setengah vampir. Dia bertugas sebagai
pelindung Lissa, satu-satunya putri bangsawan vampir yang tersisa dari keluarga
Dragomir. Selama dua tahun Rose dan Lissa kabur dari Akademi St. Vladimir yang
menaungi mereka. Namun, pihak Akademi berhasil menemukan dan menyeret mereka
kembali ke Akademi.
Kenapa Rose dan Lissa kabur dari Akademi? Padahal Akademi
merupakan tempat yang paling aman bagi kaum Moroi (vampire yang hidup) dan Dhampir. Sejak awal saya
sudah dibikin penasaran karena tingkah Rose dan Lissa ini. Tapi lambat laun,
Richelle Mead memberikan detail-detail kecil pada pikiran Rose, si “aku”, tentang
apa yang sebenarnya terjadi, yang membuat mereka kabur dari Akademi.
Kepulangan Rose dan Lissa tentunya cukup menggemparkan
seisi Akademi. Rose dihukum untuk menjalani latihan tambahan bersama dengan
mentornya, Dimitri, untuk mengejar ketertinggalannya selama dua tahun.
Sedangkan Lissa kembali dilanda ketakutan karena merasa selalu diikuti, bahkan
jauh sebelum mereka kabur dari Akademi. Apalagi sejak adanya teror binatang
mati dan penuh darah yang ditaruh di kamarnya.
Satu per satu misteri akhirnya terjawab. Mr.Karp, guru
yang mereka anggap tidak waras, memperingatkan Rose untuk membawa Lissa kabur
dari Akademi. Ini terjadi sejak Lissa mampu menyembuhkan seekor burung yang
terluka. Lissa memiliki elemen yang tidak biasa, roh, yang menyebabkannya dapat
menyembuhkan mahkluk hidup yang terluka. Bahkan membangkitkan kembali dari
kematian. Itulah yang Lissa lakukan terhadap Rose. Pada kecelakaan yang
menewaskan Ayah, Ibu, dan kakaknya, Rose sebenarnya sudah mati. Tapi kekuatan
roh Lissa mampu menjemput Rose dari alam kematian, yang menyebabkannya memiliki
ikatan batin satu arah dengan Lissa dan disebut sebagai dicium bayangan—shadow kissed (silahkan baca sendiri untuk
penjelasan lengkapnya)
Yang menjadi masalah adalah, roh membuat pemiliknya tidak
stabil, uring-uringan, dan cenderung mendekati gila. Penggunaan roh memang
cukup hebat manfaatnya, tapi menyebabkan kerusakan pada penggunanya sendiri. Dan
Akademi bukanlah tempat yang cukup aman untuk menjaga rahasia sebesar itu. Jika
sampai ada yang tahu, pasti bakal ada yang memanfaatkan kekuatan Lissa ini demi
mendapatkan kehidupan abadi. Dan itulah yang diinginkan Victor, pamannya
sendiri.
Yang di cover
aslinya ini siapa ya? Rose? Lissa?
***
Pemilihan POV cukup unik karena dari sudut pandang Rose,
bukan Lissa si putri bangsawan yang cantik dan memesona. Sebenarnya bukan
masalah dari sudut mana cerita dituturkan. Tapi sepertinya kehidupan Rose yang bebas sepertinya lebih menyenangkan
untuk diikuti. Kalau membicarakan kekurangannya, saya rasa sifat Rose yang overrated dan terlalu menganggap dirinya
sendiri seksi dan cantik itu malesin deh. Apa banget sih.
Dan…. terlalu banyak drama di sini. Yah mungkin karena
lingkupnya asrama ya, jadi ketemunya ya sama itu lagi itu lagi. Tiap berantem
sama si ini, gosipnya udah langsung kesebar aja. Beranak-anak lagi ceritanya.
Yah kalau harus objektif, saya cuma kasih 3 bintang buat
novel ini. Tapi sama sekali nggak membuat saya mutung dan berhenti baca seri selanjutnya. Mungkin karena masih novel pertama, kisahnya
masih seputar pengenalan Akademi dan deskripsi-deskripsi lainnya. Saya tidak
bermaksud membandingkan novel ini dengan seri vampir mana pun. Tapi karena
novel vampir pertama yang saya baca adalah Twilight, saya harus membuka pikiran
selebar mungkin (terutama mindset
saya tentang vampir yang ala Meyer) untuk memahami dunia vampir ala Mead, dan novel pertama ini sangat sangat
membantu. Tidak bermaksud menghakimi versi mana yang lebih keren, karena
dua-duanya punya alur cerita sendiri.
Jadi diusahakan
kalau baca jangan lompat-lompat ya *kapok baca The Mortal Instruments
lompat-lompat*. Oh ya, cast untuk filmnya sudah dipilih dan akan tayang tahun
depan. Lumayaaaan menambah daftar books-into-movie
yang bakal saya tonton, walaupun saya heran lama banget ya baru dibikin filmnya
sekarang.
No comments:
Post a Comment