Frostbite by
Richelle Mead
Penerbit
Matahati
379 halaman
Rose Hathaway berada pada tahun terakhirnya di St. Vladimir. Enam bulan lagi dia akan menjadi pengawal penuh dan bertugas melindungi sahabatnya, Lissa, seorang bangsawan Moroi.
Kemudian, serangan besar-besaran Strigoi terhadap sebuah keluarga Moroi menyebabkan Akademi St. Vladimir bersiaga. Para pengawal dikerahkan untuk melindungi sekolah - termasuk ibu Rose yang berwatak keras, Janine Hathaway. Tetapi pihak sekolah tidak mau mengambil risiko. Mereka memutuskan membawa para murid pergi liburan ski.
Namun, tempat liburan musim dingin yang megah di Idaho itu tenyata tidak sepenuhnya aman. Ketika tiga temannya melarikan diri untuk melawan Strigoi yang mematikan, Rose terpaksa bekerja sama dengan Christian untuk menyelamatkan mereka. Hanya kali ini Rose berada dalam bahaya yang lebih besar daripada yang pernah dibayangkannya...
Terjebak perasaan. Itulah yang dialami Rose. Cintanya
yang begitu besar kepada Dimitri harus terhalang oleh beban tanggung jawab
sebagai pengawal Lissa. Sedangkan Lissa, begitu sibuk dengan kekasih barunya,
Christian. Dan Mason, yang begitu memujanya, entah mengapa Rose merasa tidak
bisa membalas perasaannya.
Di saat akan menjalani ujian, Rose malah menemukan rumah
calon pengujinya, dibantai habis-habisan oleh kawanan Strigoi. Hal ini tentu
terlalu menggemparkan untuk dirahasiakan dari pihak Akademi. Membantai kediaman
keluarga bangsawan memang hal yang jarang sekali terjadi, apalagi dengan adanya
mantra pelindung dan pengawal. Hal itu membuat resah penghuni Akademi dan para
orang tua murid. Oleh karena itu, seluruh murid dan orangtua (pastinya beserta pengawal)
“diungsikan” ke resor ski mewah di Idaho.
Keamanan tentu diperketat, dan dengan adanya kaum
bangsawan, tentu juga ada beberapa pengawal mereka yang menjadi pengaman
tambahan. Termasuk Ibu Rose yang Rose pun hampir tidak bisa mengingatnya,
Janine Hathaway. Tidak semuanya takut akan serangan Strigoi yang mungkin
menyerang setiap saat. Beberapa di antaranya ada yang terlalu bodoh untuk
mengejar ke sarang para Strigoi. Mason, Eddie, dan Mia bermodalkan nekat—dan
informasi dari Rose tentang letak sarang Strigoi—menuju Spokane.
Dan, ya ampun…seolah semuanya masih kurang, Rose pun
diganggu oleh cowok misterius yang begitu sableng, Adrian Ivashkov, yang
sepertinya kadar kewarasannya di bawah rata-rata.
Menyadari teman-temannya menghilang, Rose pun menyusul
mereka bersama Christian Ozera. Dari semua cowok yang bisa diajak, kenapa harus
Christian? Dan sayangnya, mereka berlima malah benar-benar ditangkap oleh
kawanan Strigoi dan antek-antek manusianya.
***
Ketegangan memuncak setelah serangan Strigoi pertama. Dan
bisa dibilang beban yang ditanggung Rose sedikit lebih banyak dibandingkan yang
lain. Kehidupan cintanya dengan Dimitri, tidak begitu mulus. Dia sudah berusaha
seprofesional mungkin untuk menutupi perasaannya, walaupun sepertinya bagi
Dimitri tidak sesulit itu.
Dan di buku kedua ini, Rose sudah belajar banyak untuk
mengendalikan emosinya. Sepertinya semakin banyak tekanan, dia semakin bisa
berpikir dengan akal sehat. Dia memang berhasil membunuh dua Strigoi, termasuk
hebat bagi pengawal yang bahkan belum disumpah, tapi juga kehilangan Mason.
Yang membuat saya lebih menyukai buku kedua ini
dibandingkan yang pertama adalah kehadiran Adrian Ivashkov. Walaupun terkesan bad boy, tapi dia selalu memberikan
perhatian yang khusus bagi Rose, dengan caranya sendiri tentunya. Entah sudah
didamprat berkali-kali, Adrian tetap pantang mundur. Kadang-kadang kalo mereka
lagi berantem, saya jadi ketawa-ketawa. Adrian is so cute :”)
Dan belakangan diketahui bahwa kelakuan buruk Adrian yang
suka minum dan merokok adalah salah satu “pengobatannya” untuk mengatasi efek
samping elemennya, roh. Adrian adalah salah satu pengguna roh. Akhirnya Adrian memutuskan tinggal di
Akademi, untuk membantu Lissa mempelajari pengendalian roh.
Cover juga
salah satu alasan saya lebih menyukai seri ini. Efek tulisan putih bagai salju
di atas cover yang hijau benar-benar pas sama musim dingin.
No comments:
Post a Comment