Judul:
Clockwork Princess(The Infernal Devices #3)
Penulis:
Cassandra Clare
Penerbit:
Walker Books
Jumlah halaman: 592
(based on Amazon)
Rating: ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Novel ini adalah yang paling
saya tunggu-tunggu terbitnya, paling ngoyo
ngedapetinnya, dan paling saya eman-eman. Dan setelah re-read, saya masih
terkagum-kagum sama alur ceritanya yang entah kenapa nggak pernah bisa ditebak.
Emm, sulit juga me-review tanpa
spoiler. Jadi begini, kisah diawali pada tahun 1874 dengan kejelasan mengapa
Adele Starkweather meninggal, saat penorehan rune pertama. Rune pertama
ditorehkan saat… emm… cukup umur. Sebelas atau dua belas tahun. Rune pertama
menjadikan seseorang resmi sebagai Shadowhunter.
“You know why that’s important, don’t you? Your first Marks mean you are Nephilim, like me, like your mother and father. They mean you are part of the Clave. Part of our warrior family. Something different and better than everyone else.” –Aloysius Starkweather, page 3
Tapi rune pertama itu malah
membakar kulit Adele sampai daging mengelupas dari tulang. And that’s it, she’s dead.
Lalu cerita maju beratus tahun
kemudian, saat Tessa sibuk fitting
baju pernikahan. Jangan kira ini happy
ending di antara Tessa dan Jem, karena tak lama kemudian Tessa diculik,
tepat sehari sebelum hari pernikahan yang sudah mereka majukan. Jem pun sekarat
karena ternyata selama ini ia mengkonsumsi yin
fen jauh lebih banyak dari biasanya (Sewaktu
kecil Jem pernah disandera iblis yang membalas dendam karena ibu Jem telah
menghancurkan sarang dan membunuh keluarganya, selama disandera Jem disuntikkan
yin fen sehingga dia semacam candu
gitu lah, tapi dalam taraf yang lebih hebat karena yin fen sendiri adalah racun
iblis, para Saudara Hening sudah berusaha mengobatinya tapi hal yang dapat
membuatnya bertahan hidup hanyalah terus mengkonsumsi yin fen tapi dalam dosis yang lebih kecil). Yin fen yang diperkirakan dapat bertahan selama setahun habis dalam
waktu beberapa bulan.
Satu hal yang tidak Will tahu
adalah… Mortmain telah memborong semua stok yin
fen yang ada di seluruh kota, bahkan memblokir kapal yang membawa yin fen menuju London. Dan beberapa
minggu kemudian datanglah surat dari Mortmain beserta sepaket kecil yin fen, yang menyatakan dia bersedia
menukar Tessa dengan semua stok yin fen yang
ia punya.
Dan surat itu disusul dengan
penyerangan besar-besaran saat Jessamine kembali ke Institut. Tessa berhasil
diculik dan oh…. Sampai di sini saya nggak mau spoiler lagi.
Nantinya akan diketahui dengan
jelas bahwa Tessa adalah warlock, dan akan dijelaskan mengapa bisa begitu. Karena tahu kan, warlock sendiri adalah
keturunan dari manusia dan iblis. Warlock biasanya memiliki tanda, semacam
anggota tubuh yang tidak manusiawi (bertanduk, atau tangan bercakar, atau dalam
kasus Magnus… matanya yang seperti mata kucing). Tapi Tessa bersih, tidak
memiliki tanda warlock apa pun. Tessa pun ternyata adalah Nephilim. Padahal keturunan
dari Nephilim dan iblis akan langsung mati saat lahir. Jadi kenapa bisa? Kenapa
Tessa masih hidup dan memiliki kemampuan berubah wujud?
Dan satu fakta tentang hidup
mati Jem… HOW DARE YOU CASSANDRA CLARE!!!! TEGANYA MENJUNGKIRBALIKKAN CERITA
KAYAK GITUU!!! Nggak habis pikir pokoknya, aaaaaaargh emosi sendiri kan
jadinya. Seperti yang saya dulu bilang lah The Infernal Devices ini masih
berhubungan dengan The Mortal Instrument, banyak tokoh sama yang muncul lagi di
TMI (Magnus, Camille, Scott… Tessa, beserta beberapa Saudara Hening), dan
endingnya sendiri menurut saya happy ending bangettttt.
Satu hal yang saya pelajari
adalah…. hidup abadi itu nggak enak.
Oh ya, kabarnya masih ada
lanjutan dari seri ini. Cerita yang terjadi di antara era The Infernal Devices
dan The Mortal Instruments, tapi masih luamaaaaaa banget karena rilisnya
ngantri dulu sama The Dark Artifices Trilogy.
Tapi teteuuuup, kalo suruh
milih Team Jem atau Team Will, saya bakal milih Team Will!!!!
No comments:
Post a Comment