Judul: Fleur
Penulis: Fenny Wong
Penerbit: DIVA Press
Jumlah halaman: 322
Rating: ♥♥
“…Walau hingga kehidupan
keberapa pun kalian saling mencintai, hingga kehidupan yang keberapa pun juga
aku akan mengalahkanmu, merebutnya darimu! Hingga kehidupan yang keberapa pun,
kenyataan akan tetap sama, kau takkan pernah bisa bersatu dengan Belidis.
Akulah yang akan berakhir mendapatkan dirinya!”
Florence Ackerley mencintai kakak angkatnya
sendiri, George Ackerley. Mungkin itu alasan kenapa ia selalu menolak pinangan
setiap lelaki bangsawan di pesta dansa. Mungkin itu sebab ia tidak suka pergi
ke pesta. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang Alford Cronwell
dengan segala keangkuhan dan kesombongannya mengutarakan maksudnya untuk
menikahi Florence. Di saat itulah Florence sadar, ada sedikit keraguan yang ia
rasakan ketika ingin menolak pinangan Alford.
“Jika
kau menolaknya kali ini, berikutnya, biarkan aku yang meminangmu. Sudah saatnya
kau menjawab iya kepada satu pria, bukan… adikku, Flo?”-George
(halaman 90)
Sebelum meninggal, Ibu Florence mewariskan
kitab tua berwarna cokelat. Hanya anak turun dari Helras, Belidis, dan Fermio
yang dapat melihat tulisan di dalamnya. Kitab yang memuat kisah tentang kutukan
yang menimpa mereka dan terus akan menimpa anak turun mereka. Termasuk menimpa
Alford, George, dan Florence. Bahkan garis takdir mereka sudah ditentukan sejak
ribuan tahun yang lalu. Kini tergantung bagaimana mereka mengubah takdir mereka
sendiri.
Memang saya kasih rating yang cukup rendah
untuk novel ini. Saya tidak bisa menikmati cerita yang ada di dalamnya walaupun
memang diceritakan dengan indah oleh sang penulis. Kisah Belidis, Fermio, dan
Herlas yang ada di buku cokelat pun menarik. Namun sekali lagi ya, belum mampu
menggerakkan saya untuk meresapi ceritanya. Bukan berarti novel ini jelek, tapi
mungkin memang bukan selera saya.
No comments:
Post a Comment