Thursday 2 May 2013

Review: Goloso Geloso



Judul: Goloso Geloso
Pengarang: Tanti Susilawati
Penerbit: Gagas Media
Jumlah halaman: 316
Rating: ♥♥♥♥






Wah udah lama nggak baca novel non-teenlit gara-gara keasyikan main Temple Run 2  kesibukan UTS nih. Maka dari itu, setelah selesai makul terakhir tadi, langsung main ke Perpusda. Gara-gara dua novel yang saya pinjem belom dikembaliin, jadi cuma bisa baca di tempat aja deh. Ini nih sinopsisnya:
Milan, Italia, sebuah kota paling metropolis di dunia. Tempat orang-orang sibuk  berlalu lalang, tempat para model mengarahkan kiblatnya. Tempat di mana orang  berharap juga punya kisah cinta yang indah. Begitulah Larasati, pelajar  sederhana penerima beasiswa dari Indonesia, beranggapan tentang kota itu.

 Petualangan hidup Larasati Si Gadis Lugu di Kota Mode Dunia pun dimulai. Ia  berkelana dan jatuh cinta kepada laki-laki Italia yang baik hati. Bersama Chicco, Larasati menikmati sudut demi sudut kota Italia yang menawan.

 Namun ternyata, Milan tak hanya berisi mode dan kisah cinta nan romantis.  Larasati baru menyadari hal itu ketika bertemu keluarga Chicco yang memuja AC  Milan. Mendadak, kisah cinta mereka berubah menjadi perseteruan dan terancam  berakhir tragis atas nama budaya.

                ***

 Goloso Geloso menjawab rasa penasaran kita tentang sudut kota Milan, makanannya  yang terkenal lezat, serta budaya, dan karakter penduduk yang memukau. Lebih  dari itu, kisah ini membuat kita sadar, mendapatkan apa yang kita inginkan,  berarti juga harus merelakan apa yang kita miliki berlalu.

                Che bella....

Goloso Geloso adalah kata yang diambil dari bahasa Italia. Goloso artinya rakus, dan Geloso artinya pencemburu.
Membaca novel ini membuat saya memasukkan Milan dalam daftar kota yang harus saya kunjungi sebelum meninggal, setelah Mekkah dan Paris. Mbak Tanti menuliskan cerita yang begitu indah dan manis, tanpa perlu memakai bahasa yang hiperbol dan sok lucu. Semua yang saya suka ada di sini… penjabaran Milan, selipan kata-kata bahasa Italia yang pas di tempatnya, bahkan tentang kecintaan Larasati dan Chicco terhadap sepakbola. Jujur aja nih, saya bukan penikmat sepak bola, tapi saya enjoy-enjoy aja sih pas cerita mbelok ke Larasati dan Chicco yang nonton sepakbola di stadion yang saya lupa namanya hehe *dikeplak*
Poin plus yang saya suka adalah si pemain utama, Larasati. Saya suka Mbak Tanti memilih nama Larasati sebagai nama tokoh wanita utama, nama yang Indonesia banget. Jadi tiap saya baca, saya nggak kehilangan arah karena selalu diingatkan bahwa tokoh utamanya benar-benar orang Indonesia asli. Dan Chicco, cowok Italia yang Milanisti itu pun juga loveable banget. Tidak seperti penulis lain yang biasanya “menyempurnakan” tokoh yang mereka buat, Mbak Tanti menggambarkan Chicco sebagai cowok tampan yang menyenangkan, tapi nggak romantis. Nggak suka kasih bunga dan nggak bisa dansa. Yah, untuk ukuran cowok Italia sih….
Oh ya, font nya juga nyaman banget buat dibaca, dan kertasnya pakai kertas putih (bukan buram) dan tebal, jadi bikin seneng deh bacanya. Di akhir bab juga ada foto-foto tentang Italia gituuuu, sayang gambarnya hitam putih :(
Good job, Mbak Tanti! Saya tunggu karya selanjutnya hehe *dadah dadah*

No comments:

Post a Comment