Thursday, 2 May 2013

Review: Life of Pi- Yann Martel [Read on February]




Judul Buku: Life Of Pi – Kisah Pi
 Penulis: Yann Martel
 Alih Bahasa: Tanti Lesmana
 Penerbit: Gramedia
 Tebal: 448 halaman
 Rating: ♥♥♥♥♥





 Walaupun saya baca buku ini sekitar dua bulan yang lalu, saya masih terkesan banget sama ceritanya. Jadi, si Pi ini adalah anak dari pemilik kebun binatang Pondicherry. Setiap pagi, dia tidak dibangunkan dengan alarm, melainkan oleh auman binatang-binatang kesayangannya. Dia menceritakan suka-duka mengurus kebun binatang yang ternyata repot banget, tapi ya namanya hobi pasti asyik aja sih. Oh, dia juga anak yang religius, saking religiusnya, dia sampai menganut tiga agama sekaligus -_____- Dia selalu solat di masjid, pergi ke gereja, dan sembahyang di kuil -______-
Kisah yang bahagia itu pun mulai berubah. Politik di India mulai tidak stabil, dan Ayah Pi memutuskan untuk pindah. Sebelum pindah, ia menjual beberapa koleksi binatangnya dan sebagian lainnya ia bawa di kapal. Pada tanggal 2 Juli 1997, kapal yang mereka tumpangi tenggelam di Samudra Pasifik. Hanya satu sekoci yang berhasil diturunkan. Dan Pi ada di sana, bersama seekor hyena, orang utan, zebra yang kakinya patah, dan…. harimau bernama Richard Parker.
Pi harus bertahan selama 227 hari terombang ambing dan ketar-ketir gimana kalau si hyena dan harimau berbalik menyerangnya. Dan akhirnya, hanya tinggal ia dan si harimau. Ia harus berusaha menjinakkan Richard Parker tapi juga tetap mencari makan untuk mereka. Pi yang awalnya vegetarian, yang mematahkan pisang dari tandannya aja nggak sanggup, berubah jadi orang barbar yang semena-mena mengoyak ikan dan memakannya mentah-mentah. Itulah saudara-saudara… the power of kepepet.

Kisah ini mengajarkan banyaaaaak sekali hal sama saya. Salah satunya adalah kita bahwa mukjizat Tuhan itu ada. Gaya bercerita Yann Martel ini lucu banget. Dan karena terjemahannya bagus, kisahnya tersampaikan dengan baik. Ini nih novel Life of Pi pinjeman yang saya baca.  Udah lusuh, robek, nggak keurus banget deh pokoknya. Sayang kan, padahal novel bagus.
[Review The Notebook menyusul]
 
Dan entah kenapa kemarin saya lihat di Perpusda novel itu nyasar di bagian non fiksi, padahal ruangannya aja udah beda sama yang ruang fiksi -________-

Sumber gambar here 

 

No comments:

Post a Comment