Judul: The Power of Six (Lorien
Legacies #2)
Penulis: Pittacus Lore
Rating: ♥♥♥♥♥
I've seen him on the news. Followed the stories about what happened in Ohio. John Smith, out there, on the run. To the world, he's a mystery. But to me . . . he's one of us.Nine of us came here, but sometimes I wonder if time has changed us—if we all still believe in our mission. How can I know? There are six of us left. We're hiding, blending in, avoiding contact with one another . . . but our Legacies are developing, and soon we'll be equipped to fight. Is John Number Four, and is his appearance the sign I've been waiting for? And what about Number Five and Six? Could one of them be the raven-haired girl with the stormy eyes from my dreams? The girl with powers that are beyond anything I could ever imagine? The girl who may be strong enough to bring the six of us together?They caught Number One in Malaysia.Number Two in England.And Number Three in Kenya.They tried to catch Number Four in Ohio—and failed.I am Number Seven. One of six still alive.And I'm ready to fight.
The Power of Six ini sekuel dari I am
Number Four karya Pittacus Lore. Uniknya, Pittacus Lore juga salah satu tokoh
di novel ini. Jadi, seolah-olah ini bukan novel, tapi pesan yang ditulis
Pittacus Lore untuk memperingatkan warga bumi—termasuk saya—bahwa kita sedang
diserang bangsa Mogadorian.
Saya baca novel ini versi PDF Bahasa
Inggris, jadi otak saya yang pas-pasan ini nggak bisa memahami beberapa
kejadian, apalagi sampai yang paling mendetail. Tapi yah setidaknya saya sudah
mencoba. Daripada bengong di rumah kan mending saya baca ini.
Pertama-tama maafkan saya yang menyela
proses membaca novel ini dengan beberapa novel lain sehingga waktu
penyelesaiannya jaaaaaaauh melenceng dari yang saya rencanakan, godaan kan selalu
ada. Apalagi kuliah udah mulai aktif lagi, huff semakin mengurangi waktu luang
untuk membaca. Libur semester masih lama banget ya, dan saya udah mulai nyicil
nimbun PDF dan masih ada 4 novel versi cetak lagi yang belum terbaca yeah
*ditendang dosen*
Okay….. tidak seperti novel pertamanya yang
POV-nya dari sisi John Smith (atau Nomer Empat), di novel kedua ini POV-nya dari
dua sisi, yaitu dari sisi John Smith (Nomer Empat), dan Marina (Nomer Tujuh). Pergantian
POV biasanya saat bab baru, tapi tidak melulu selang-seling gitu.
Walaupun tidak ada keterangan yang menjelaskan giliran POV siapa pada bab-babnya, tapi saya udah bisa langsung ngeh kok, jadi nggak bakal ambigu. Padahal cukup sulit menjelaskan cerita dari sudut pandang tokoh perempuan dan laki-laki sekaligus.
Walaupun tidak ada keterangan yang menjelaskan giliran POV siapa pada bab-babnya, tapi saya udah bisa langsung ngeh kok, jadi nggak bakal ambigu. Padahal cukup sulit menjelaskan cerita dari sudut pandang tokoh perempuan dan laki-laki sekaligus.
Nah, novel macem gini nih favorit saya. Penuh
petualangan, intrik, dan ketegangan. Konflik cinta nggak begitu ditonjolkan di
sini, tapi bukan berarti nggak ada. Ugh, saya juga seneng banget Nomer Enam
cukup banyak peran di sini. Di novel pertamanya kan Nomer Enam ini cuma muncul
terakhir-terakhir doang, selagi si John sibuk terkintil-kintil *bahasa apaan sih* sama si menye Sarah Hart. Entah
ya, dari awal saya udah feeling kalo Sarah nih emang kampret banget, terbukti
kan kan kaaaaan busuknya dia.
Terungkaplah siapa si Nomer Sepuluh, si bayi yang
diselamatkan di kapal kedua. Dan diceritakan pula penderitaan si Nomer Enam
sampai akhirnya dia bisa jadi seorang Garde yang tangguh dengan Pusaka nya, yaitu
tak-terlihat (kalau di film, si Nomer Enam juga memiliki Pusaka tahan-api). Cool,
eh?
Menurut
saya, novel ini jauh lebih bagus dari yang pertama, I am Number Four, dan saya
nggak segan-segan kasih rating maksimal buat novel ini.
No comments:
Post a Comment