Monday 8 July 2013

Dia, Tanpa Aku


Judul: Dia, Tanpa Aku
Penulis: Esti Kinasih
Penerbit: Gramedia
Jumlah Halaman: 280
Rating: ♥♥♥

Ronald sangat tergila-gila sama Citra. Dan ketika saya bilang tergila-gila, I really mean it. Dan menurut saya, Ronald itu udah satu langkah menuju taraf psikopat. Dia tahu segala hal tentang Citra, “mengantar” Citra pulang naik bis hampir setiap hari, dan bahkan memfoto Citra diam-diam dalam setiap kesempatan. Tuh kan penguntit banget kan.

Tapi segila apa pun Ronald ke Citra, nyatanya dia belum pernah berani ketemu langsung sama Citra. Boro-boro ketemu, ngobrol aja nggak pernah. Sampai suatu hari kesempatan itu datang. Citra yang emang iseng, dikejar temen-temennya yang bajunya kotor dicipratin air kubangan sama Citra. Ronald dan Andika yang kebetulan “menguntit” Citra pun berhasil melindungi dan mengalihkan temen-temennya. Oh ya, alasan Ronald nggak mau ndeketin Citra itu karena Citra masih SMP. Jadi dia nunggu berbulan-bulan sampai Citra bisa lulus dan masuk SMA. Dan ternyata oh ternyata, Citra masuk ke SMA yang sama dengan adik Ronald, Reinald. Sekelas lagi. Jengkel sih, tapi nggak papa. Yang penting Citra udah SMA, udah gede, udah bisa diapelin tiap malam minggu.

Ronald udah bela-belain nggak jajan tiap hari dan jualan makanan ke guru demi nabung dan beli baju buat ntar ngapelin Citra. Andika pun kena getahnya, disuruh nraktir tiap hari. Tapi ketika perjalanan menuju rumah Citra, Ronald tertabrak dan tewas di tempat.
Reinald, menyalahkan Citra atas kematian kakaknya, apalagi Citra nggak datang ke pemakaman Ronald. Tiap hari di sekolah mereka berantem mulu. Tapi yah namanya juga Teenlit, benci jadi cinta, cinta jadi benci. Begitulah. Satu hal yang tidak disadari Reinald adalah ketika ia sadar ia menyukai Citra, Ronald “kembali”.



Satu alasan saya memilih teenlit adalah ceritanya yang ringan dan menghibur, cocok banget buat refreshing. Apalagi setelah saya googling, Esti Kinasih terkenal dengan gaya menulisnya yang lincah. Dan bener aja loh, saya nggak kesulitan mengikuti alur dan dekripsi yang ditulis sama Mbak Esti. Ceritanya emang agak lawas gitu ya, nggak mau dipacarin dulu gara-gara masih SMP. Padahal jaman sekarang kan boro-boro, anak SD aja udah pada pacaran *bukan saya*

Banyak juga humor yang nggak jayus, tapi ya itu…. saya agak keganggu sama sifat Ronald yang agak gimanaaaa gitu menurut saya. Ada nggak sih, cowok yang kayak gitu? Iya sih emang nggak salah, tapi ya tetep aja….. argh pokoknya saya risih sendiri. Coba deh bayangin, dikuntit orang kayak gitu. Tapi mah sekarang jamannya udah nggak kayak gitu ya. Paling-paling pasang status alay trus membanjiri timeline dengan tweet nomention atau home facebook , mengharu biru dan memelas banget pokoknya.

Duh ini review makin nggak jelas.

Sebenernya saya pengen baca novel Mbak Esti Kinasih yang Fairish, tapi kemarin di Togamas lagi kosong. Kalau dipikir-pikir masa lalu saya itu kuper banget ya. Duh mulai sekarang mau mulai jadi anak gaul deh. Gabung BBI mungkin udah menambah tingkat awesomeness saya beberapa persen *ahseeeek*. Mungkin Fairish bakal saya masukin ke Wishful Wednesday minggu ini.

2 comments:

  1. Saya termasuk kategori pencinta berat karangannya mbak Esti. semua novelnya sudah saya baca. Rekomen banget pokoknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang novelnya asyik banget, masih penasaran sama Fairish nih :/

      Delete